Gempa Banten Belum Puncak, Potensi Maksimal M 8,7


BeritaHarianKu86 - Gempa Banten Belum Puncak, Potensi Maksimal M 8,7. Kepala Bagian Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengutarakan gempa bumi di Banten bermagnitudo 7,4 yang dimutakhirkan berubah menjadi 6,9, belum adalah puncak dari kekuatan gempa di daerah tersebut .

Pusat gempa dibagian selatan Selat Sunda itu adalah lokasi yang diikuti jadi zona sepi gempa besar, selain itu adalah lokasi dengan subduksi aktif.

Daryono menjelaskan ketidakadaan gempa sampai kini dipandang seperti proses akumulasi dari medan tegakan kerak bumi yang sedang berlangsung.

“Di wilayah Selat Sunda, catatan kami tidak ada gempa di atas magnitudo 7,0,” tuturnya seperti diambil dari Antara, Sabtu (3/8/2019).

Berdasarkan catatan BMKG, sudah pernah berlangsung dibagian selatan Banten gempa bumi dengan magnitudo 7,9 pada 1903, yang disebut gempa paling akhir.


Ia tidak bisa memprediksi dengan statistik proses berulang-ulang gempa bumi itu, sebab proses akumulasi medan tegakan kulit bumi tidak dapat distatistikkan.

Daryono mengatakan satu lokasi subduksi aktif tapi belum pernah terjadi gempa, bisa disangka lokasi itu sedang terjadi proses akumulasi medan tegangan, dimana ada proses penimbunan daya yang terdapat dalam kulit bumi.

“Kalau lihat hasil hitungan kekuatan gempa, ini belum puncaknya, sebab kekuatan optimal bisa sampai magnitudo 8,7. Kekuatan itu tidak dapat direncanakan dan setiap saat dapat terjadi,” jelas dia.

Awalnya Daryono menerangkan, BMKG mencatat ada sejumlah enam subduksi atau penujaman lempeng di Indonesia. ke enam subduksi itu bisa dirinci kembali jadi 16 bagian megatrust.

Megatrust ini, kata Daryono punya potensi untuk menyebabkan gempa besar di atas 7 magnitudo. "Dapat menyebabkan gempa besar di atas 7 magnitudo. Ini kenyataan keadaan tektonika Indonesia," tutur Daryono di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu 31 Juli 2019.

Tidak hanya itu, Indonesia mempunyai sisi banyak sesar aktif yang sewaktu-waktu bisa bergerak. Dari banyaknya sesar aktif tersebut, sebagiannya ada di daratan.

Sesar aktif yang berlainan di daratan ini bila bergerak akan memunculkan dampak goncangan yang cukup subtansial. Bahkan juga cenderung berbentuk destruktif atau mengakibatkan kerusakan.

Kata Daryono sesar di Indonesia bersifat aktif dan kompleks. "Aktif berarti gempa terus terjadi, sedang kompleks sebab banyak sekali sumber gempanya," jelas Daryono.

Walau realitasnyan banyak daerah di Indonesia yang rawan akan gempa. Tetapi kata Daryono bukan bermakna warga Indonesia tidak dapat tinggal dengan aman di daerah-daerah yang mempunyai kekuatan akan gempa bumi.

Daryono berkaca pada Amerika Serikat dan Jepang. Di dua negara itu rawanakan gempa bumi. Buat di Amerika khususnya di daerah Pantai Barat yaitu lempengan San Andreas.

Di Amerika ada (lempeng) San Andreas tetapi waktu gempa tempo hari sedikit yang meninggal," kata Daryono.

Menurut Daryono, kurangnya korban jiwa waktu gempa bumi di Amerika karena budaya mitigasi musibah disana sudah berakar kuat.

"Jepang itu tidak ada yang aman gempa seluruhnya ada sesar aktif, tapi pembangunan maju, ekonomi manju karena mereka dapat mengurus dampak (musibah) dengan baik," tuturnya.

Belum ada Komentar untuk "Gempa Banten Belum Puncak, Potensi Maksimal M 8,7"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel